Kamis, 02 November 2017

Audit Command Language

Pengenalan ACL


      ACL atau Audit Command Language merupakan software khusus untuk audit yang didesain untuk melakukan Analisa data suatu perusahaan dan dapat membantu menghasilkan laporan audit secara mudah dan iteraktif.
       Biasanya audit terhadap data keuangan/operasi hanya secara sampling, namun dengan bantuan audit software ini keseluruhan database dapat dianalisis sehingga audit yang dilakukan bersifat komprehensif. Dengan menggunakan ACL, pekerjaan audit akan jauh lebih cepat dibandingkan dengan proses auditin manual yang memerlukan waktu yg lama.
      Software ini dapat melakukan akses data langsung ke dalam database ataupun dalam bentuk teks file dalam waktu yang singkat tanpa menganggu sistem yang sedang berjalan, melakukan proses verifikasi hasil dari data yang diperoleh untuk menciptakan integrasi data yang dipercaya, dan hasil analisa data yang dapat diandalkan. Semua dapat dilakukan dengan cepat, tepat, aman, dan akurat.

Manfaat ACL
  • Bagi auditor : Penggunaan ACL akan membantu mereka dalam melaksanakan tugas audit secara lebih terfokus, cepat, efisien, efektif, dan murah dengan lingkup yang lebih luas dan analisis mendalam. Penyimpangan dapat dilakukan dengan cepat, akurat, dan dengan beraneka ragam analisis menggunakan ACL sehingga auditor dapat menemukan lebih banyak penyimpangan dan memiliki lebih banyak waktu untuk melakukan pembuktian.
  • Untuk manajemen termasuk profesi akunting dan keuangan : ACL dapat membantu mereka dalam menganalisis data dan informasi perusahaan, pengujian pengendalian yang telah ada, dan pembuatan laporan manajemen secara cepat dan fleksibel
  • Untuk Sumber Daya Manusia/Pemeriksa, IT, dan lainnya : Dapat melakukan sistem pelaporan yang sesuai dengan keinginan atau laporan yang diinginkan (independensi) dengan akurasi dan kualitas data yang sangat bagus sehingga data pelaporan dapat dipercaya. Proses pembuatan rekapitulasi dengan sangat cepat.

Rabu, 01 November 2017

Strategi Pengujian Perangkat Lunak

Pada dasarnya strategi pengujian perangkat lunak memiliki karakteristik umum sebagai berikut :
  • Pengujian dimulai pada tingkat module dan kerja ‘keluar’ kea rah integrase dari sistem yang berbasis computer.
  • Teknik pengujian yang berbeda sesuai pada titik waktu yang berbeda.
  • Pengujian dilakukan oleh pengembang perangkat lunak dan suatu kelompok pengujian yang independen.
  • Pengujian dan debugging merupakan aktivitas yang berbeda, tetapi debugging harus diakomodasi pada banyak strategi pengujian.

Verifikasi dan Validasi
Pengujian perangkat lunak adalah satu elemen dari topik yang lebih luas yang sering di acu sebagai Verifikasi dan Validasi.

Dengan kata lain :

Verifikasi : “Apakah produk dibangun dengan benar?” (lebih ke arah apakah proses pengembangan produk sudah benar dan telah berhasil mengimplementasikan fungsi yang benar)

Validasi : “Apakah sudah membangun produk yang benar?” (lebih ke arah hasil produk apakah sudah sesuai dengan yang diinginkan).

Faktor Pengujian Perangkat Lunak

Terdapat beberapa faktor mengujian perangkat lunak, yaitu :
  • Reliability : Aplikasi akan dilaksanakan dalam fungsi sesuai yang diminta dalam periode waktu tertentu. Pembetulan proses tersangkut kemampuan sistem untuk memvalidasi proses secara benar.
  • Authorization : Menjamin data diproses sesuai dengan ketentuan manajemen. Authorisasi menyangkut proses transaksi secara umum dan khusus.
  • File Integrity : Data yang dimasukkan melalui aplikasi akan tidak bisa diubah. Prosedur yang akan memastikan bahwa file yang digunakan benar dan data dalam file tersebut akan disimpan sekuensial dan benar.
  • Audit Trail : Kemampuan untuk mendukung proses yang terjadi. Pemrosesan data secara keseluruhan berdasarkan retensi dari kejadian yang cukup mendukung keakuratan, kelengkapan, batas waktu dan otorisasi data.
  • Continuity of processing : Kemampuan untuk meneruskan proses, ketika terjadi suatu permasalahan, dengan menetapkan prosedur yang diperlukan dan back-up informasi untuk melindungi operasi yang mungkin hilang karena masalah tersebut.
  • Service Levels : Hasil yang diinginkan didapat dalam waktu yang diinginkan oleh user. Untuk mencapai keinginan tersebut, harus dilakukan penyesuaian antara keinginan user dengan sumber daya yang ada. (Sumber daya mencakup kemampuan input/output, fasilitas komunikasi, pemrosesan dan kemampuan sistem dari software.
  • Access controlSumber daya sistem harus dilindungi dari kemungkinan modifikasi, pengrusakan, penyalahgunaan dan Prosedur keamanan harus dijalankan secara penuh untuk menjamin integritas data dan program aplikasi.
  • Metodology : Aplikasi dirancang sesuai dengan strategi organisasi, kebijaksanaan, prosedur, dan standar. Permintaan tersebut, harus diidentifikasikan, diimplementasikan dan dipelihara, sesuai dengan perimintaan aplikasi.
  • Correctness : Menjamin pada data yang dimasukkan, proses dan output yang dihasilkan dari aplikasi harus akurat dan lengkap. Kelengkapan dan akurasi akan dicapai melalui kontrol transaksi dan elemen data.
  • Ease of use : Perluasan usaha yang diminta untuk belajar, mengoperasikan dan menyiapkan inputan, dan menginterpretasikan output dari sistem. Faktor ini tersangkut dengan usability sistem terhadap interaksi antara manusia dan sistem.
  • Maintainable : Usaha yang diminta untuk mengalokasi dan memperbaiki suatu error dalam pengoperasian sistem. Erorr dalam hal defect sistem dan salah mengartikan keinginan user.
  • Portable : Usaha yang diminta untuk mengirimkan program dari satu konfigurasi H/W dan atau lingkungan sistem software ke lingkungan yang lain. Termasuk ke dalamnya konversi data, perubahan program, sistem oprasi dan perubahan dokumentasi.
  • Coupling : Usaha yang diminta untuk menghubungkan komponen di dalam sistem aplikasi dan dengan sistem aplikasi yang lain dalam lingkungan pemrosesan.
  • Performance : Jumlah perhitungan sumberdaya dan kode yang diminta sistem untuk melakukan fungsinya, termasuk ke dalamnya kerja manual dan otomatis.
  • Ease of operations : Sejumlah usaha yang diminta untuk mengintegrasikan sistem ke dalam lingkungan operasi dan lingkungan sistem aplikasi, berupa prosedur manual dan otomatisasi.

Teknik Pengujian Perangkat Lunak

    Pengujian perangkat lunak merupakan suatu proses untuk mengidentifikasi ketepatan, kelengkapan dan mutu dari perangkat lunak untuk menemukan error yang tersembunyi.

Teknik pengujian perangkat lunak terdiri atas 2, yaitu :
  • White Box Testing : Biasanya dilakukan oleh tim penguji dari pembuat perangkat lunak, sehingga yang diperhatikan bukan hanya input dan outputnya saja, tetapi juga proses yang terjadi yang mengakibatkan perubahan dari input menjadi output.
Keunggulan :
  1. Kebenaran program dalam mendefinisikan algoritma dapat diketahui secara langsung dengan pengolahan path.
  2. Menentukan kualitas pekerjaan coding dan pengaruhnya untuk standar coding.
Kekurangan :
  1. Jumlah biaya untuk white box testing lebih besar daripada biaya yang dibutuhkan untuk black box, untuk ukuran software yang sama
  2. Belum mampu melakukan tes ketersediaan, kehandalan, daya tahan beban dan faktor-faktor untuk operasi, revisi dan transisi
  • Black Box Testing : Dilakukan oleh user yang mana hanya memperhatikan input dan outputnya saja, apabila hasil output telah sesuai dengan input yang di uji maka perangkat lunak tersebut telah lulus uji.
Keunggulan :
  1. Black box testing dapat menguji keseluruhan fungsionalitas perangkat lunak.
  2. Black box testing dapat memilih subset test yang secara efektif dan efisien dapat menemukan cacat. Dengan cara ini black box testing dapat membantu memaksimalkan testing investment.
Kekurangan :
  1. Ketika tester melakukan black box testing, tester tidak akan pernah yakin apakah perangkat lunak yang di uji telah benar-benar lolos pengujian
  2. Metode ini tidak terfokus pada struktur kontrol seperti pengujian white box tetapi pada domain informasi 

System Development Life Cycle (SDLC)

     SDLC (System Development Life Cycle, Siklus Hidup Pengembangan Sistem) adalah pendekatan bertahap untuk melakukan Analisa dan membangun rancangan sistem dengan menggunakan siklus yang spesifik terhadap kegiatan pengguna. Dan memudahkan pengembang dalam membangun suatu sistem. Berikut tahap-tahap SDLC : 
  • Perencanaan (Planning) : Dalam tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi secara rinci apa yang akan dikembangkan, sasaran yang ingin dicapai, mempertimbangkan jangka waktu pelaksanaannya.
  • Analisis : Dalam tahap ini pengembang melakukan penelitian atas sistem yang telah ada yang bertujuan untuk merancang sistem baru atau memperbaharui sistem yang sudah ada.
  • Perancangan : Merancang aplikasi menggunakan alur dan membuat rancangan tampilan aplikasi.
  • Implementasi : Yaitu mengimplementasikan rancangan dari tahap-tahap sebelumnya dan melakukan uji coba.
  • Pemeliharaan : Menjaga sistem tetap beroperasi secara baik dan benar melalui kemampuan sistem.
    Siklus SDLC harus dijalankan secara berurutan, mulai dari langkah pertama hingga langkah terakhir. Setiap langkah yang telah selesai harus di kaji ulang, terutama dalam langkah spesifikasi kebutuhan dan perancangan sistem untuk memastikan bahwa langkah telah dikerjakan dengan benar dan sesuai harapan.